Pendahuluan
Desa Kaputihan adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya. Desa ini memiliki kekayaan kearifan lokal yang unik dan memikat, yang dikenal sebagai “Ngamumule”. Ngamumule secara harfiah berarti “merajut” dalam bahasa Sunda, dan mengacu pada praktik-praktik tradisional yang dijalankan oleh masyarakat desa ini.
Ngamumule membawa makna mendalam tentang kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong. Hal ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Desa Kaputihan, mulai dari sistem pertanian, seni dan budaya, hingga kerja sama dalam menjaga lingkungan alam sekitar.
Keindahan Alam Desa Kaputihan
Desa Kaputihan terkenal dengan keindahan alamnya yang masih alami. Terletak di lereng Gunung Malabar, desa ini menawarkan panorama yang menakjubkan dengan ladang-ladang hijau, sungai-sungai yang jernih, dan hutan-hutan yang rindang.
Selain itu, Desa Kaputihan juga dikelilingi oleh beberapa bukit kecil yang menjadi spot favorit bagi para pendaki dan pecinta alam. Tempat ini menjadikan Desa Kaputihan sebagai destinasi wisata alam yang menarik dan cocok untuk berbagai aktivitas seperti camping, trekking, dan fotografi alam.
Ngamumule dalam Pertanian
Ngamumule sangat kental dalam praktik pertanian di Desa Kaputihan. Masyarakat desa ini memiliki sistem pertanian berbasis pangan yang berkelanjutan, di mana mereka menggunakan metode tradisional untuk mengolah tanah dan mendapatkan hasil yang melimpah.
Salah satu praktik pertanian yang menarik adalah “ngasorakeun”. Metode ini melibatkan seluruh masyarakat desa dalam mengolah ladang secara bersama-sama. Setiap keluarga akan menyumbangkan tenaga dan sumber daya untuk membantu tetangga mereka dalam mengerjakan ladangnya. Hal ini menciptakan rasa solidaritas dan saling menghormati antar warga desa.
Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan “ngasorakeun” dalam pertanian di Desa Kaputihan?
“Ngasorakeun” adalah praktik kolaboratif di mana seluruh masyarakat desa membantu satu sama lain dalam mengerjakan ladangnya. Setiap keluarga akan memberikan kontribusi tenaga bahu-membahu untuk mengolah ladang secara bersama-sama. Hal ini menciptakan rasa kebersamaan, solidaritas, dan saling menghormati antar warga desa.
Kegiatan ngasorakeun biasanya dilakukan pada saat musim tanam, ketika semua keluarga membutuhkan bantuan dalam mengerjakan ladang mereka. Masyarakat desa menganggap ngasorakeun sebagai bentuk pembagian tugas yang adil dan juga sebagai ajang untuk saling berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pertanian.
Ngamumule dalam Seni dan Budaya
Selain dalam sektor pertanian, Ngamumule juga terlihat dalam seni dan budaya Desa Kaputihan. Masyarakat desa ini memiliki kekayaan seni dan budaya yang khas, yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Pertanyaan 2: Apa saja jenis seni dan budaya yang ada di Desa Kaputihan?
Also read:
Desa Kaputihan yang Damai: Meresapi Keindahan Ngamumule
Keceriaan Ngamumule di Kaputihan
Di Desa Kaputihan, terdapat berbagai jenis seni dan budaya yang khas. Salah satunya adalah seni tari tradisional Sunda, yang diwariskan secara turun-temurun. Tari-tari tradisional ini menggambarkan cerita-cerita dari mitologi Sunda dan kadang-kadang juga memiliki pesan moral.
Selain seni tari, Desa Kaputihan juga dikenal dengan seni musik tradisional, seperti gamelan dan angklung. Masyarakat desa ini sering mengadakan pertunjukan seni musik tradisional ini pada acara-acara adat dan festival-festival di desa.
Mengenal Kepala Desa Kaputihan
Bapak Ujang Herman RN adalah kepala desa saat ini di Desa Kaputihan. Beliau merupakan sosok yang peduli dengan keberlangsungan kearifan lokal dan kehidupan masyarakat di desa ini.
Bapak Ujang telah mengambil berbagai langkah untuk mempromosikan dan menjaga Ngamumule di Desa Kaputihan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mengadakan pertemuan rutin dengan masyarakat desa untuk membahas perkembangan desa dan menjaga komunikasi yang baik antara pemerintah desa dengan warga desa.
Kesimpulan
Desa Kaputihan merupakan tempat di mana kebersamaan dalam bentuk Ngamumule benar-benar dirasakan oleh masyarakatnya. Dalam praktik pertanian, seni dan budaya, serta dalam kehidupan sehari-hari, rasa kebersamaan dan gotong royong menjadi nilai yang dijunjung tinggi.
Keunikan kearifan lokal Desa Kaputihan ini menjadi acuan bagi masyarakat lain dalam menjaga tradisi dan budaya yang berkembang di daerah mereka. Hal ini membuktikan bahwa meskipun hidup di era modern, nilai-nilai tradisional seperti kebersamaan dan kerja sama masih sangat berharga dan relevan untuk keberlangsungan kehidupan di masyarakat.
0 Komentar